Kesejahteraan Karyawan Bukan Cuma Tentang Materi, Tetapi juga Jiwa

Tekanan kerja yang terus meningkat, tuntutan target yang semakin tinggi, dan kompleksitas tanggung jawab sering kali menempatkan pekerja dalam situasi yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. Inilah yang menyebabkan kesehatan mental di tempat kerja kini menjadi perhatian yang lebih serius di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. 

Mental Health Awareness

Kesadaran (awareness) akan pentingnya kesehatan mental di tempat kerja adalah langkah awal yang krusial. Di Indonesia, perhatian terhadap isu ini semakin meningkat, meskipun masih banyak perusahaan yang belum sepenuhnya menyadari dampak kesehatan mental terhadap produktivitas dan kesejahteraan karyawan. Menurut survei Kementerian Kesehatan RI pada 2023, hampir 40% pekerja di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, seperti stres dan kecemasan, akibat tekanan pekerjaan. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dapat membantu mengurangi stigma yang sering kali membuat individu enggan mencari bantuan. Oleh karena itu, MUC berupaya menciptakan kesadaran terhadap kesehatan mental secara komprehensif dan menyeluruh. Dimulai dengan membangun diskusi atas isu-isu terkait, sosialisasi, dan pelatihan secara berkala telah dilakukan dengan melibatkan para karyawan di top-level management, hingga karyawan secara keseluruhan.

Psychological First Aid

Pertolongan pertama psikologis, atau yang dikenal sebagai Psychological First Aid (PFA), adalah metode yang efektif untuk mendukung individu yang mengalami tekanan emosional atau krisis psikologis di tempat kerja. PFA bertujuan memberikan bantuan cepat dan praktis kepada mereka yang membutuhkannya, membantu mereka mengatasi stres atau trauma, serta mencegah dampak negatif jangka panjang. Di Indonesia, penerapan PFA di lingkungan kerja masih dalam tahap pengenalan. Meski begitu, dengan semakin banyaknya pelatihan yang tersedia, perusahaan bisa membekali manajer dan rekan kerja dengan keterampilan dasar untuk memberikan dukungan awal yang diperlukan. Dengan melakukan Coaching, Counselling, dan Mentoring (CCM), MUC  melalui program Unit Pelayanan Kesehatan Mental (UPKM) melatih karyawannya agar mampu menciptakan first aid dalam kesehatan mental di lingkungan kerja. Perlahan tapi pasti, program tersebut membentuk kebiasaan positif dalam interaksi interpersonal karyawan, sehingga menciptakan komunikasi yang asertif dan apresiatif.

Komunitas Saling Mendukung

Menciptakan komunitas yang saling mendukung di tempat kerja dapat memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan mental karyawan. Sebuah studi dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia pada tahun 2022 menemukan bahwa karyawan yang merasa didukung oleh rekan-rekannya memiliki risiko lebih rendah mengalami gangguan mental, seperti depresi dan kecemasan. Oleh karena itu, mulai dari level supervisor sampai dengan direktur di setiap divisi MUC dituntut agar mampu mengenal kepribadian para anggota tim, demi terciptanya interaksi, koordinasi, dan umpan balik yang sehat dan tepat. Dukungan ini lagi-lagi merupakan bagian dari usaha MUC dalam menciptakan lingkungan yang lebih positif, di mana karyawan merasa aman untuk berbagi masalah mereka tanpa takut dihakimi. Selain melalui program UPKM, upaya menciptakan komunitas yang sehat mental juga didukung dengan beragam kegiatan di luar pekerjaan seperti Nobar (Nonton bareng) CineMUC, English Club, Book Club, dan aktivitas rekreasi lainnya. Kegiatan tersebut tentu memperkuat hubungan interpersonal karyawan sehingga memungkinkan terciptanya komunitas yang tidak hanya suportif tapi juga mengasyikkan.

Dukungan Manajemen dalam Menciptakan Lingkungan Sehat Mental

Ketika manajemen secara aktif mendukung program-program kesehatan mental, ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan karyawan, tetapi juga berdampak positif pada produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Sebagai langkah strategis pascapandemi Covid-19, MUC telah mengadopsi kebijakan yang mendukung kesehatan mental, seperti memberikan fleksibilitas jam kerja dan menyediakan akses layanan konseling dengan psikolog untuk karyawannya. Setiap karyawan dapat mengakses fasilitas tersebut jika telah melalui coaching terlebih dahulu sebagai tindak lanjut persoalan atau masalah yang dialami oleh dirinya. Kebijakan tersebut adalah wujud dari kesadaran manajemen terhadap keragaman generasi di lingkungan kerja, khususnya generasi Z yang secara karakter memiliki kesadaran lebih terhadap kesehatan mental. Dinamika generasi yang akan datang akan selalu menjadi pertimbangan bagi manajemen MUC dalam menciptakan kebijakan yang tepat sasaran.

Dampak Lingkungan Kerja yang Sehat Mental

Lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental memberikan dampak positif yang luas, baik bagi individu maupun perusahaan. Karyawan yang berada dalam lingkungan kerja yang peduli terhadap kesehatan mental biasanya lebih produktif, lebih kreatif, dan memiliki tingkat loyalitas yang lebih tinggi terhadap perusahaan. Dengan lingkungan kerja yang sehat mental, setiap tantangan dan konflik yang dihadapi oleh karyawan semakin cepat teresolusi dengan disertai langkah-langkah preventif sehingga meminimalkan kesalahan. Kesejahteraan (well-being) karyawan juga tercukupi, tidak hanya secara materi (upah), tetapi juga jiwa.

Menciptakan lingkungan kerja yang  sehat secara fisik dan mental merupakan perjalanan panjang yang masih terus dilakukan oleh MUC hingga detik ini. Berbagai tantangan dan dinamika kemanusiaan yang akan datang menjadi salah satu konsentrasi yang diprioritaskan oleh perusahaan, demi terciptanya modal manusia yang unggul dan sejahtera.