Selamat Tinggal Stigmatisasi Generasi, Ini Era Kolaborasi!
Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga
awal 2010-an, kini tampil sebagai penggerak utama transformasi di tempat kerja,
berkat perspektif mereka yang segar dan berbeda dari generasi sebelumnya.
Dengan latar belakang era digital yang mendominasi kehidupan mereka, generasi
ini membawa pengaruh signifikan terhadap budaya kerja di Indonesia,
memperkenalkan nilai-nilai baru yang berorientasi pada inovasi dan keseimbangan
hidup.
Bagaimana
Nilai-Nilai Gen Z Memengaruhi Budaya Kerja di Indonesia
Gen Z sering dianggap generasi yang
sangat mahir menggunakan teknologi dan cepat beradaptasi dengan perubahan.
Mereka memiliki karakteristik unik seperti keterbukaan terhadap ide-ide baru,
kemampuan bekerja sama, dan perhatian yang besar terhadap isu-isu sosial.
Karakter ini terlihat jelas dalam kecenderungan mereka untuk mendukung
perusahaan yang tidak hanya fokus pada keuntungan tetapi juga memiliki
kepedulian terhadap lingkungan dan tanggung jawab sosial.
Berdasarkan laporan BINUS University, Gen Z memiliki
apresiasi tinggi terhadap keberagaman dan budaya kerja yang inklusif. Mereka
juga mengutamakan lingkungan kerja yang transparan dan mendukung kerja sama
antartim. Sikap ini mendorong MUC Consulting sebagai perusahaan untuk
menerapkan praktik kerja yang lebih fleksibel dan memprioritaskan kesejahteraan
karyawan. Sebagai hasilnya, komunikasi terbuka dan umpan balik yang membangun
menjadi bagian penting dalam budaya perusahaan.
Sebagai generasi kedua yang mendominasi perusahaan setelah
Gen Y (Millenial), persebaran Gen Z di lingkungan MUC juga menjadi pertimbangan
yang signifikan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan dan menciptakan
budaya kerja. Para pimpinan, senior dan supervisor dilatih untuk mampu
memberikan first aid dalam hal
keamanan psikologis untuk karyawan. Hal ini berangkat dari kesadaran bahwa
kesehatan mental merupakan faktor penting dalam kesejahteraan individu di
perusahaan. Selain itu, MUC juga bekerja sama dengan mitra untuk memberikan
fasilitas UPKM (Unit Pelayanan Kesehatan Mental) yang dapat diakses oleh
karyawan melalui prosedur tertentu, sehingga kesadaran akan kesehatan mental
tidak hanya direpresentasikan melalui budaya kerja tetapi juga fasilitas yang
mendukung. Selain kesadaran terhadap kesehatan mental, upaya MUC dalam
menciptakan perusahaan yang “ramah” untuk semua generasi, termasuk Gen Z, juga
didukung dengan kebijakan-kebijakan lain seperti Remote Working yang memberikan fleksibilitas untuk karyawan agar
mampu bekerja dari mana saja.
Tren
Pekerjaan Fleksibel dan Remote Work dalam Pandangan Gen Z
Perubahan besar yang dibawa Gen Z dalam dunia kerja adalah
meningkatnya preferensi terhadap pekerjaan yang fleksibel dan remote work. Sebagai generasi yang
tumbuh di tengah kemajuan teknologi, mereka terbiasa dengan fleksibilitas
bekerja dari mana saja. Bagi Gen Z, fleksibilitas dalam pekerjaan dianggap
sebagai solusi untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan
profesional sekaligus mendukung produktivitas mereka.
Menurut survei dari Nawadata, banyak Gen Z merasa kelelahan
ketika bekerja di lingkungan yang terlalu kaku. Kebijakan seperti kerja jarak
jauh atau jam kerja yang lebih fleksibel terbukti mampu meningkatkan kepuasan
mereka. Dengan fleksibilitas ini, Gen Z dapat menyesuaikan cara kerja dengan
kebutuhan dan gaya hidup mereka. Namun, perusahaan tetap perlu menyediakan
infrastruktur yang memadai untuk mendukung efisiensi kerja jarak jauh.
Contohnya, investasi dalam teknologi komunikasi modern dan sistem manajemen
yang canggih menjadi hal yang sangat dihargai oleh generasi ini.
Ekspektasi
Gen Z terhadap Perusahaan: Lebih dari Sekadar Gaji
Bagi Gen Z, gaji memang tetap menjadi faktor penting, tetapi
bukan satu-satunya hal yang mereka pertimbangkan. Mereka juga mencari
lingkungan kerja yang mendukung pengembangan keterampilan, keseimbangan antara
pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta memiliki tujuan yang selaras dengan
nilai-nilai yang mereka junjung.
Gen Z biasanya memilih perusahaan yang memberikan dukungan
bagi perkembangan karir mereka, misalnya melalui pelatihan profesional atau
program mentorship. Mereka juga lebih
terdorong untuk bekerja di tempat yang memiliki komitmen kuat terhadap tanggung
jawab sosial, seperti inisiatif keberlanjutan atau program pelestarian
lingkungan.
Menurut laporan Talentics, Gen Z sangat menghargai gaya
kepemimpinan yang menunjukkan empati serta mendukung budaya kerja yang positif
dan sehat. Perusahaan yang fokus pada kesejahteraan mental dan fisik
karyawannya memiliki peluang lebih besar untuk menarik sekaligus mempertahankan
talenta dari generasi ini. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian terhadap aspek
humanis dalam manajemen menjadi daya tarik utama bagi Gen Z di dunia kerja.
Kesimpulan
Perubahan besar yang dibawa oleh Gen Z memaksa perusahaan
untuk beradaptasi dengan cara mereka bekerja. Nilai-nilai yang mereka anut,
seperti pentingnya fleksibilitas dalam bekerja, keseimbangan kehidupan pribadi
dan pekerjaan, serta perhatian terhadap isu sosial, memengaruhi bagaimana
budaya kerja berkembang. Agar tetap relevan, perusahaan di Indonesia perlu
memahami dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan serta harapan generasi ini,
sembari tetap mendorong inovasi dan kerja sama yang lebih baik.
Dengan memahami apa yang memotivasi Gen Z, perusahaan dapat
menciptakan lingkungan kerja yang tidak hanya meningkatkan pertumbuhan dan
produktivitas, tetapi juga memastikan kelangsungan bisnis mereka di masa depan.
Dengan berfokus pada nilai-nilai yang penting bagi generasi ini, seperti
kesejahteraan karyawan dan inovasi, perusahaan dapat menciptakan budaya yang
menarik dan mendukung generasi muda yang siap menghadapi tantangan dunia kerja
yang terus berkembang.
Sumber:
Binus University. (2024). Gen Z and Their Expectations in the
Workplace,
Nawadata. (2024). Dampak Gen Z Terhadap Budaya Kerja di
Indonesia,
Talentics. (2024). Memahami Perubahan Dunia Kerja dan
Pengaruh Gen Z.