Penerimaan Pajak Februari Melambat
JAKARTA-- Realisasi penerimaan pajak hingga akhir Februari 2019 sebesar Rp160 triliun, tumbuh 4,66% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Dengan realisasi tersebut, artinya target penerimaan pajak tahun 2019--yang sebesar Rp 1.577,56 triliun--baru tercapai 10,2%. Pertumbuhannya melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 8,82%.
Apabila dirinci per jenis pajak, Pajak Penghasilan (PPh) minyak dan gas bumi (Migas) mengalami pertumbuhan paling tinggi yaitu sebesar 34,85% dari tahun lalu, menjadi Rp10,51 triliun.
Sebaliknya, penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) justru mengalami pertumbuhan negatif sebesar -10,4% menjadi Rp57,44 triliun.
Baca Juga: Tantangan DJP di Tahun Politik: Capai Target Tinggi Tanpa Gaduh
Sedangkan untuk PPh non migas tumbuh 13,48% menjadi Rp91,75 triliun. Kemudian untuk Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak lainnya tumbuh 21,51% menjadi Rp1,14 triliun.
Sementara itu, pertumbuhan penerimaan pajak dari sektor industri pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan, yaitu 30,7%. Adapun sektor perdagangan hanya tumbuh 1,7%, jasa keuangan dan asuransi tumbuh 27,5%.
Pertumbuhan Cukai Melonjak
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mencatatkan realisasi penerimaan dari bea dan cukai hingga akhir Februari 2019 sebesar Rp16,39 triliun. Jumlah itu tumbuh 119,05%, jika dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu, yang hanya sebesar Rp7,48 triliun.
Dengan realisasi sebesar itu, penerimaan Bea dan Cukai sudah mencapai 7,85% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar Rp208,82 triliun. Dengan rincian, penerimaan bea masuk Rp5,69 triliun, cukai Rp10,08 triliun, dan bea keluar Rp0,63 triliun.