Efek Domino KEK Merauke Rp 60 Triliun
NUSA DUA, Pemerintah tengah mencari sumber dana Rp 3 triliun untuk membangun infrastruktur dasar di kawasan ekonomi khusus Merauke, Papua. Pembangunan jalan, kantor, dan pelabuhan itu diharapkan dapat memicu efek domino investasi swasta senilai Rp 60 triliun dalam lima tahun ke depan.
Demikian disampaikan Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi di sela-sela Konferensi Minyak Sawit Indonesia (Indonesia Palm Oil Conference) 2009 yang diselenggarakan Gabungan Pengusaha Kelapa Indonesia (Gapki) di Nusa Dua, Bali (2/12). Pembiayaan yang paling ideal, kata Bayu, memakai skema public private partnership.
"Minggu depan saya ke ADB menggalang support dana secara international terutama untuk public infrastructure.
Begitu public infrastructure dibuka, maka selanjutnya pasti private infrastucturenya akan masuk (ke Merauke)," kata Bayu.
Pemerintah mencanangkan Merauke sebagai kawasan ekonomi khusus untuk pengembangan industri pangan terpadu (food estate). Pemerintah mengalokasikan 270.000 hektar untuk pengembangan industri pengolahan dan lahan pertanian tahap awal yang dapat tumbuh hingga 900.000 hektar.
Kawasan Merauke dinilai cocok untuk komoditas padi, tebu, dan bahan pangan. Komoditas lainnya seperti kedelai dinilai kurang cocok karena iklim setempat yang basah. Bayu mengklaim, sebagian besar perusahaan agribisnis tertarik dengan KEK Merauke. Bayu menyebut Wilmar, Sinar Mas, Medco, dan investor Timur Tengah yang sudah menyatakan akan berinvestasi di sana.
"Kami masih melihat apa perlu pakai perpres atau peraturan pemerintah untuk mengatur soal food estate itu. (Peraturan) itu kan bagian dari program 100 hari. Januari akhir (2010) sudah punya kejelasan. Semuanya
dalam koordinasi Menko (Bidang Perekonomian)," ujar Bayu.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Riswinandi mengatakan, perseroan memberikan fasilitas kredit perkebunan hingga Rp 35 triliun sampai Oktober 2009. Dari komitmen tersebut, realisasi kredit mencapai Rp 22 triliun dengan sebagian besar untuk kelapa sawit.
"Bisnis CPO memang mengalami tantangan yang sangat berat, apalagi masih mengandalkan pasar ekspor yang banyak hambatannya, terutama di Eropa yang menerapkan berbagai standar lingkungan. Namun, kami yakin prospek perkembangan industri kelapa sawit Indonesia akan tetap tumbuh dengan baik," kata Riswinandi.
KOMPAS.com
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/12/03/00304873/efek.domino.kek.merauke.rp.60.triliun