Bank Sulit Pacu Kredit pada 2010
JAKARTA, Industri perbankan nasional sulit diharapkan berkontribusi optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada 2010. Alasannya, bank masih kesulitan memacu kreditnya.
Ekonom Dradjad H Wibowo, Senin (9/11) di Jakarta, mengatakan, masalah utama yang akan menghambat ekspansi kredit tahun depan adalah terbatasnya permodalan.
Hal itu tecermin dari indikator rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR), di mana per akhir Agustus 2009 sebesar 17,12 persen.
Level tersebut memang jauh di atas syarat CAR minimum 8 persen, tetapi merupakan yang terendah dibandingkan periode yang sama dalam sepuluh tahun terakhir.
Pada 2009, CAR perbankan anjlok karena modal tergerus untuk provisi kredit bermasalah (NPL). Akibat lonjakan NPL, CAR perbankan terus menurun meskipun laju kredit rendah.
Pada periode yang sama, CAR perbankan negara lain, seperti Malaysia dan Thailand, justru meningkat.
Dengan CAR di atas 20 persen, perbankan bisa memacu pertumbuhan kredit hingga 20-25 persen setahun.
Setiap pertumbuhan kredit sebesar 6 persen akan menggerus CAR 1 persen. Biasanya, CAR perbankan pada akhir tahun merosot ke kisaran 18-19 persen.
Awal 2009, CAR perbankan hanya 17,8 persen sehingga perbankan tidak percaya diri menyalurkan kredit. Penyaluran kredit hingga Agustus 2009 hanya tumbuh 13 persen, yang merupakan level terendah sejak tahun 2006.
Makin kritis
Menurut Dradjad, dengan CAR hanya 17 persen, perbankan tidak akan percaya diri menumbuhkan kreditnya di atas 20 persen karena CAR akan anjlok ke level 13-14 persen, level yang dianggap tidak terlalu aman.
Kondisi CAR perbankan pada 2010 makin kritis jika risiko operasional dimasukkan dalam penghitungan CAR, yang berdasarkan penghitungan akan menurunkan CAR hingga 1,5-2 persen.
Untuk mendongkrak CAR perbankan nasional ke level 19 persen dibutuhkan tambahan modal sekitar Rp 28 triliun dari modal perbankan saat ini yang sebesar Rp 253 triliun.
”Perbankan bisa menyiasatinya dengan rights issue, penerbitan obligasi subordinasi (subdebt), dan menahan laba. Namun, hal ini juga tidak mudah karena suku bunga akan kembali naik pada 2010,” ujar Dradjad.
Beberapa bank akan menambah modalnya pada triwulan IV-2009. Bank Mandiri, misalnya akan menerbitkan subdebt rupiah sebesar Rp 3 triliun.
Direktur Mandiri Thomas Arifin mengatakan, subdebt itu akan mendongkrak CAR Mandiri dari 14,2 persen saat ini menjadi 15,9 persen.
KOMPAS. com
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/11/10/07035813/bank.sulit.pacu.kredit.pada.2010