RI - Jepang fokus kerjasama inovasi
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang (PPIJ) Rachmat Gobel mengatakan ke depan kerjasama Indonesia dan Jepang akan lebih fokus pada pengembangan inovasi yang memberi nilai tambah lebih besar dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di Indonesia.
"Sudah saatnya bagi Jepang yang berinvestasi di Indonesia, tidak lagi investasi hanya pada produk, tapi investasi knowledge (pengetahuan). Artinya dari ekonomi (investasi) berbasis produk menjadi ekonomi berbasis inovasi," ujar Rachmat di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan jika selama 50 tahun pertama kerjasama Jepang di Indonesia masih mengandalkan pinjaman, investasi sederhana dengan menggunakan buruh dan pasar Indonesia yang besar, serta penjualan sumber daya alam mentah, maka kerja sama di masa mendatang harus lebih rinci dan melibatkan inovasi.
"Hal itu penting agar masyarakat, khususnya yang bekerja di perusahaan-perusahaan Jepang, tidak hanya sekadar bekerja, tapi juga mendapat pengetahuan dan pengembangan pola pikir, sehingga mendapat dampak positif dan nilai tambah yang lebih besar dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia," katanya.
Terkait hal itu, PPIJ bekerjasama dengan Kedubes Jepang di Jakarta, Persada (Persatuan Alumni Jepang), Komite Inovasi Indonesia, BPPT, LIPI, dan Kementerian Ristek, akan menyelenggarakan Konvensi Inovasi Indonesia - Jepang pada 30 November sampai 2 Desember di Bandung, Jawa Barat.
"Konvensi tersebut diharapkan mampu memformulasikan kerjasama inovasi kedua negara," ujar Rachmat.
Pada kegiatan itu juga ada pameran inovasi kedua negara antara lain dari perusahaan Jepang, Toray yang akan mendemonstrasikan air sungai Cikapundung yang bisa diminum pengunjung, serta bahan super ringan untuk rangka mobil masa depan. Sedangkan Panasonic juga akan memamerkan panel surya mobile yang bisa memasok 4.000 watt untuk keperluan darurat.