Rupiah Masih Tertekan Sentimen Global
JAKARTA - Pergerakan nilai rupiah pada hari ini diprediksi masih akan melemah. Perbaikan data di sektor perumahan Amerika Serikat (AS) pun dinilai tak mampu menopang pergerakan mata uang Tanah Air ini.
"Untuk rupiah kemungkinan masih akan ada tekanan melemah ke kisaran antara Rp9.600 sampai Rp9.620 per USD," kata Analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih dalam analisanya, di Jakarta, Jumat (19/10/2012).
Seperti diketahui, nilai tukar rupiah pada perdagangan 18 Oktober kemarin bergerak melemah seiring dengan tekanan dolar yang meningkat. Rupiah pun terjerembab ke level Rp9.653 per USD.
Head of Research & Analysis Treasury Planning & Development BNI Nurul Eti Nurbaeti mengatakan, NDF satu bulan di pasar offshore sempat dibuka naik di level Rp9.665-Rp9.675 menambah tekanan dolar terhadap rupiah.
Rilis data pembangunan rumah baru di AS yang meningkat 15 persen menjadi 872 ribu lebih baik dari ekspektasi sehingga meningkatkan risk appetite di kalangan investor. Selain itu, minimnya fresh sentimen domestik membatasi rupiah.
Di samping itu, menurut Lana, keseimbangan primer diperkirakan defisit sebesar Rp78,9 triliun. Angka ini lebih besar dibandingkan target Rp72,3 triliun. Defisit ini menunjukkan ketidakmampuan pemerintah membayar bunga utang walaupun rasio utang pemerintah terhadap PDB hanya mencapai 24 persen.
"Sektor perumahan AS rebound dan mencapai tertinggi sejak Juli 2008. Naiknya pembangunan rumah disertai dengan permintaan yang mulai tinggi, membuat sektor perumahan AS terlihat menguat. Penguatan sektor perumahan menjadi indikator pemulihan ekonomi AS yang semakin kuat," pungkasnya.
http://economy.okezone.com/read/2012/10/19/278/706194/rupiah-masih-tertekan-sentimen-global