Sri Mulyani: Tarif Pajak Mobil Sedan Sulit Diturunkan
JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) mengaku masih mengkaji rencana perubahan tarif penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk jenis mobil sedan. Penurunan tarif PPnBM mobil sedan akan dilakukan karena tariff yang berlaku saat ini sebesar 30%, dinilai memberatkan dan melemahkan daya saing di pasar global.
Apalagi, dibandingkan dengan kendaraan penumpang lain selain sedan dan station wagon, tariff PPnBM hanya sebesar 10% hingga 2015. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, pihaknya masih menimbang-nimbang rencana penurunan tarif tersebut.
Kajian oleh tim tarif di Badan Kebijakan Fiskal (BKF) sudah berjalan terutama terkait perhitungan perubahan komponen. “Kami bahas bersama tim tarif, tentunya dengan melihat bagaimana perubahan komponen itu akan diberlakukan,” Jelas Sri Mulyani, pekan lalu.
Walau masih dikaji, namun Sri Mulyani mengindikasikan bahwa penurunan tarif pajak mobil sedan sulit dilakukan. Bahkan, menteri yang baru saja menerima penghargaan sebagai menteri terbaik dunia itu menyatakan rencana pengenaan cukai bea masuk guna membatasi impor mobil. “Kalau missal keininanya adalah mengurangi impor, harusnya cukai yang dikenakan,” ucap Menkeu.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikondo) Jongkie D. Sugiarto mengatakan, harmonisasi pajak kendaraan harus dilakukan secara komperhensif. Pemerintah tidak bias hanya focus mengrangi impor, tteapi harus juga mencari cara memacu ekspor industry dalam negeri. “Kita mau meningkatkan ekspor kendaraan bermotor, yang saat ini hanya bias model MPV (multi purpose vehicle) saja. Kaami ingin agar jenis sedan/SUV/pick-up juga bias diproduksi di Indonesia sehingga nantinya bias diekspor,” jelas Jongkie.
Gaikondo mencatat, ekspor mobil terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika di tahun 2010. Ekspor mobil hanya 85.769 unit, melonjak menjadi 316.538 unit di tahun 2017. Ekspor kendaraan bermotor mencapai titik tertinggi pada tahun 2015 sebanyak 397.023 unit.
Jongkie menyatakan, PPnBM sedan menghambat penetrasi pasar industry otomotif, termasuk pasar ekspor. Bahkan dari semua produsen mobil, hanya Toyota yang ekspor non MPV, yakni sedan tipe Vios dengan jumlah kecil.
Padahal, konsumen global yang lebih menyukai tipe sedan dibandingkan MPV. Jongkie optimistis, bila PPnBM sedan diturunkan, produksi dan ekspor mobil sedan bias dipacu. Pendapatan pemerintah pun diyakini lebih besar.
Harian Kontan