Melambat, Ekonomi Indonesia Tahun 2019 Hanya Tumbuh 5,02%
JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 tercatat hanya sebesar 5,02%, lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan tahun 2018 yang sebesar 5,17%. Selain itu, angka pertumbuhan ini juga tidak sesuai dengan target pemerintah, yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 5,3%.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam paparannya, Rabu (5/2) menyebutkan, sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari industri pengolahan, sebesar 0,8%. Dengan demikian, perekonomian Indonesia masih didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan dengan porsi mencapai 19,70%.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi ini bersumber dari perdagangan besar-eceran, reparasi mobil-sepeda motor sebesar 0,61%, konstruksi 0,58%, informasi dan komunikasi 0,49%, serta lapangan usaha lainnya sebesar 2,54%.
Baca Juga: Pengaruh Pajak Terhadap Investasi
Sementara jika dilihat dari komponennya, pertumbuhan ekonomi masih didorong oleh konsumsi rumah tangga sebesar 2,73% dengan nilai pertumbuhan sebesar 5,04%. Sementara konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) tumbuh 10,62%, konsumsi pemerintah tumbuh 3,25%, pembentukan modal tetap bruto 4,45%, ekspor barang dan jasa -0,87% dan impor barang dan jasa -7,69%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai Indonesia masih mampu menjaga pertumbuhannya di level 5%. Namun demikian, pemerintah berharap bisa tumbuh lebih jauh lagi. Hanya saja, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi diperlukan reformasi struktural, tidak bisa lagi mengandalkan kebijakan makro baik moneter maupun fiskal.
Hal ini berdasarkan apa yang terjadi di sejumlah negara dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Mereka tidak menyelamatkan pertumbuhan ekonomi hanya dengan mendorong kebijakan moneter.