Peluit Kick-Off Perang Dagang AS-China Ditiup Hari Ini
Perang dagang antara Amerika Serikat dan China sudah di depan mata. Kedua negara akan sama-sama memberlakukan tariff impor atas produk-produk tertentu.
Pada hari Jumat (6/7) AS akan mulai memberlakukan tarif impor pertamanya. Pada tahap pertama ini, AS akan mengenakan tariff impor sebesar 25% terhadap produk impor dari China senilai US$ 34 miliar dari rencana total nilai perdagangan Rp 50 miliar.
Kantor Perwakilan Perdagangan AS (USTR) menyebutkan daftar final produk yang akan dikenakan tarif terdiri dari 1.102 produk. Jumlah itu turun dari sekitar 1.300 produk yang ditargetkan sebelumnya.
Kebijakan tersebut direspon oleh pemerintah China dengan merilis daftar produk impor asal AS yang akan dikenakan tariff impor.
Dalam daftar yang dirilis tersebut ada sebanyak 545 produk impor senilai US$ 34 miliar.
Produk-produk tersebut diantaranya terdiri dari, produk pertanian, produk peternakan serta produk otomotif. Dalam jangka pendek, daftar tersebut akan ditambah dengan menyasar produk batubara, minyak mentah, gasoline dan peralatan kesehatan dari AS.
Pemerintah China mengungkapkan, kebijakan tersebut merupakan respon atas kebijakan AS. Namun demikian, meski disebut sebagai kebijakan balasan justru China yanga akn memulai perang lebih dulu.
Hal ini karena kedua negara memutuskan waktu dimulainya pengenaan tarif sama-sama dilakukan pada Jumat (6/7). Mengingat China berada di wilayah dengan zona waktu yang lebih cepat sekitar 12 jam dari AS.
Rencana Pengenaan Tarif Impor Otomotif AS Diprotes 40 Negara
Selain berencana menerapkan tariff impor atas produk China, AS juga berencana menerapkan tariff impor atas produk otomotif. Namun rencana tersebut ditentang oleh sejumlah negara Uni Eropa, China dan Jepang.
Lebih dari 40 negara yang mengajukan keberatannya secara resmi kepada Dewan Perdagangan Barang yang ada di Organisasi Dagang Internasional (World Trade Organization/WTO).
Keberatan di sampaikan pada pertemuan yang berlangsung pada Selasa (3/7). Adapun yang menjadi pemrakarsa pertemuan tersebut adalah Peang dan Rusia.
Mereka memperingatkan AS, rencananya tersebut bisa memicu aksi balasan secara spiral dan merobohkan system perdagangan yang berbasis multilateralisme. Sehingga bisa berakibat rusaknya sistem perdagangan dunia. Sebab mobil merupakan produk penting dalam perdagangan global.
Bukan kali ini saja, kebijakan presiden AS Donald Trump ditentang negara lain. Sebelumnya, AS juga memutuskan untuk mengenakan tarif impor untuk produk baja dan alumunium dengan alasan keamanan nasional. Alasan yang sama kemudian digunakan ketika mengumumkan rencana pengenaan tariff impor untuk otomotif.