Indonesia Kena Tarif Resiprokal AS, Pemerintah Siap Negosiasi

JAKARTA. Pemerintah akan melakukan negosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat setelah Indonesia dipastikan masuk ke dalam negara yang dikenai tarif resiprokal sebesar 32%.
Mengutip Kontan.co.id, pengenaan tarif resiprokal akan berdampak pada sejumlah industri. Sehingga, pemerintah diharapkan AS menurunkan tarif resiprokalnya untuk Indonesia.
Untuk itu, Indonesia menawarkan peningkatan impor gandum, kapas serta produk minyak dan gas dari AS. Di antaranya melalui pemberian insentif fiskal dan non fiskal.
Insentif Fiskal
Insentif fiskal uang akan ditawarkan meliputi penurunan tarif bea masuk, Pajak Penghasilan (PPh) impor dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) impor. Tidak hanya itu, pemerintah juga akan menyederhanakan regulasi yang menghambat.
Selain Indonesia, presiden Amerika Serikat Donald Trump juga mengenakan tarif resiprokal terhadap beberapa negara lain, termasuk beberapa negara termasuk Chiuna, Uni Eropa hingga beberapa negara di Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, Kamboja, Filipina.
Perluas Pasar Ekspor
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, selain harus merespon permintaan AS Indonesia juga perlu memperluas pasar ekspornya.
Diantaranya pasar ke negara-negara Uni Eropa. Mengingat, Eropa merupakan pasar terbesar Indonesia setelah China dan AS.
Menurut Airlangga 83% perekonomian di dunia itu berasal dari negara-negara selain AS. Sementara AS hanya menyumbang 13% dari total perekonomian dunia. (ASP)