News

Efisiensi APBN 2026: 15 Pos Belanja K/L Jadi Dipangkas



Efisiensi APBN 2026: 15 Pos Belanja K/L Jadi Dipangkas

JAKARTA. Mulai tahun depan, pemerintah berencana melakukan efisiensi besar-besaran pada anggaran belanja kementerian dan lembaga (K/L). Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan setidaknya ada 15 jenis pengeluaran yang akan dipangkas, mulai dari biaya alat tulis hingga perjalanan dinas.

Kebijakan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 56 Tahun 2025 yang mengatur tata cara pelaksanaan efisiensi belanja dalam APBN 2026. Tujuannya jelas: memastikan anggaran digunakan seefektif mungkin tanpa mengganggu pelayanan publik.

"Besaran efisiensi anggaran belanja untuk masing-masing kementerian/lembaga ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dari besaran belanja per item per jenis belanja," bunyi Pasal 3 ayat (2) PMK 56/2025 seperti dikuti dari cnnindonesia.com.

15 Pos Belanja yang Kena Pangkas

Beberapa jenis pengeluaran yang masuk daftar hemat di 2026 antara lain:

  1. Alat tulis kantor
  2. Kegiatan seremonial
  3. Rapat, seminar, dan acara sejenis
  4. Kajian dan analisis
  5. Pendidikan dan pelatihan (diklat), bimbingan teknis (bimtek)
  6. Honor kegiatan dan jasa profesi
  7. Percetakan dan souvenir
  8. Sewa gedung, kendaraan, dan peralatan
  9. Lisensi aplikasi
  10. Jasa konsultan
  11. Bantuan pemerintah
  12. Pemeliharaan dan perawatan
  13. Perjalanan dinas
  14. Peralatan dan mesin
  15. Infrastruktur

Daftar ini sebagian besar sama seperti yang dihemat pada 2025. Hanya saja, besaran pemangkasan untuk tiap K/L belum diumumkan. Angka pastinya baru akan diketahui setelah Presiden Prabowo Subianto membacakan Nota Keuangan dan RAPBN 2026 pada 15 Agustus 2025.

Identifikasi Anggaran

Kementerian/lembaga akan diminta mengidentifikasi pos-pos yang bisa dihemat. Usulan revisi anggaran tersebut kemudian dibahas bersama DPR RI. Jika disetujui, Kementerian Keuangan akan memblokir sebagian anggaran dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

Namun, blokir ini bisa dibuka dalam kondisi tertentu, diantaranya, untuk belanja pegawai atau operasional kantor, mendukung program prioritas presiden dan kegiatan yang menambah penerimaan negara. 

"Menteri keuangan dapat melakukan penyesuaian item belanja berdasarkan arahan presiden," tulis Pasal 3 ayat (5) beleid tersebut.

Sri Mulyani menegaskan bahwa besaran efisiensi nantinya akan disampaikan langsung kepada masing-masing K/L dan tidak bisa diganggu gugat, meskipun tetap mempertimbangkan target penerimaan pajak negara. (KEN) 

 


 


Global Recognition
Global Recognition | Word Tax     Global Recognition | Word TP

Contact Us

Jakarta
MUC Building
Jl. TB Simatupang 15
Jakarta Selatan 12530

+6221-788-37-111 (Hunting)

+6221-788-37-666 (Fax)

Surabaya
Graha Pena 15th floor
Jl. Ahmad Yani 88
Surabaya 60231

Subscribe

For more updates and information, drop us an email or phone number.

Integrity & Responsibility

Good Corporate Citizenship

Whistleblowing

Privacy Policy


© 2020. PT Multi Utama Consultindo. All Rights Reserved.
dari server baru