Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III 2025 Melambat ke 5,04%
JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2025 tercatat sebesar 5,04% year on year (YoY), melambat tipis dibanding kuartal sebelumnya yang mencapai 5,12% YoY. Secara kuartalan (quarter to quarter/QtQ), ekonomi tumbuh 1,43%, juga menurun dari kuartal II 2025 yang sempat mencapai 4,04%.
Deputi Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Moh. Edy Mahmud menjelaskan, pendorong utama pertumbuhan ekonomi kali ini masih berasal dari konsumsi rumah tangga, yang tumbuh 4,89% YoY dan berkontribusi besar terhadap 53,14% produk domestik bruto (PDB). “Yang memberikan kontribusi terbesar ke PDB adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi sebesar 53,14%, menunjukkan masih terjaganya tingkat konsumsi masyarakat,” ujar Edy dalam konferensi pers, Selasa (5/11) seperti dikutip dari Kontan.co.id.
Selain konsumsi rumah tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga menjadi penopang penting dengan pertumbuhan 5,04% YoY dan kontribusi 20,09% terhadap PDB. Dari sisi ekspor, pertumbuhannya mencapai 9,91% YoY, sedikit melambat dibanding kuartal sebelumnya yang tumbuh 10,67%, namun tetap menunjukkan kinerja positif berkat peningkatan nilai dan volume ekspor barang nonmigas serta jasa. Konsumsi pemerintah pun mencatat pertumbuhan sebesar 5,49% YoY, setelah sempat terkontraksi di kuartal sebelumnya.
Dari sisi lapangan usaha, ekonomi Indonesia masih ditopang oleh empat sektor Utama yakni, industri pengolahan, pertanian, perdagangan, dan konstruksi, yang secara keseluruhan menyumbang sekitar 65,02% terhadap PDB. Industri pengolahan tumbuh 5,54% YoY, pertanian 4,93%, perdagangan 5,49%, dan konstruksi 4,21%. Edy menambahkan, “Dari sisi lapangan usaha, sebagian besar tumbuh positif. Total share empat lapangan usaha tersebut berkontribusi sekitar 65,02% dari PDB.”tambah Edy.
Jasa Pendidikan Tumbuh Paling Tinggi
Mengutip dari Kontan.co.id, yang menarik, sektor jasa pendidikan tumbuh paling tinggi, yakni 10,59% YoY, disusul jasa perusahaan (9,94%) dan jasa lainnya (9,92%). Menurut Edy, lonjakan di sektor pendidikan didorong oleh dimulainya tahun ajaran baru dan meningkatnya belanja fungsi pendidikan, sementara pertumbuhan jasa perusahaan ditopang peningkatan pendapatan dari jasa profesional dan persewaan peralatan. Adapun jasa lainnya tumbuh seiring naiknya jumlah perjalanan wisatawan domestik dan mancanegara.
Edy menjelaskan, perlambatan pertumbuhan ekonomi secara kuartalan merupakan pola musiman yang biasa terjadi setiap tahun. Meskipun demikian, laju pertumbuhan 5,04% pada kuartal III 2025 tetap menunjukkan stabilitas ekonomi domestik di tengah ketidakpastian global, dengan konsumsi rumah tangga dan investasi masih menjadi motor utama yang menyumbang lebih dari 82% terhadap PDB nasional. (KEN)