Bank Dunia: Tax Ratio Indonesia Diprediksi Tetap di Level 10% Hingga 2027

JAKARTA. Bank Dunia memproyeksikan rasio pajak (tax ratio) Indonesia akan sulit meningkat dari level 10% produk domestik bruto (PDB) hingga tahun 2027. Dalam laporan berjudul Funding Indonesia's Vision 2024, lembaga internasional tersebut memperkirakan tax ratio Indonesia hanya mencapai 10,2% pada 2024, naik sedikit menjadi 10,4% pada 2025, dan berada di angka 10,5% pada 2026-2027.

Mengutip kontan.co.id, Bank Dunia menyebutkan bahwa rasio pajak Indonesia tergolong rendah dibandingkan negara-negara berpendapatan menengah, maupun negara berkembang besar lainnya. Bahkan, penerimaan pajak Indonesia berada 6 poin persentase PDB di bawah rata-rata negara-negara tersebut. Dalam periode 2016 dan 2021, Indonesia kehilangan penerimaan pajak rata-rata sebesar 6,4% dari PDB, yang sebagian besar berasal dari pajak pertambahan nilai (PPN) dan PPh badan. 

Menurut laporan tersebut, penerapan perlakuan khusus, pengecualian, dan insentif pajak yang terlalu luas telah memperkecil basis pajak. Sementara penghindaran pajak serta mekanisme penegakan yang lemah turut menurunkan tingkat kepatuhan wajib pajak.

Sebelumnya, Budi Mulya, Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, juga menyoroti rendahnya tax ratio Indonesia. Ia membandingkan angka ini dengan negara tetangga seperti Kamboja (16,4%) dan Thailand (14,3%). Budi menegaskan perlunya peningkatan bertahap tax ratio agar Indonesia dapat membiayai program strategis di berbagai sektor.

Budi juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas belanja pemerintah. “Yang harus kita kejar bukan hanya besarnya belanja, tapi juga kualitas dari belanja tersebut,” ujarnya. Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya menjaga keadilan dalam sistem perpajakan, agar seluruh kelompok masyarakat dan dunia usaha dapat memberikan kontribusi secara proporsional. (KEN)